Senin, 29 April 2019

Pengurus Wilayah Johanes 2019-2022

 
Di atas adalah susunan Pengurus Wilayah Johanes masa bakti 2019 s.d. 2022.  Pengurus tersebut rencana akan disahkan oleh Romo Paroki (Josef Tjoek Prasetya, MSF) dan Dewan Paroki Gereja Katolik Pati pada hari Senin 29 April 2019, bersamaan dengan Misa & Sarasehan Lingkungan Johanes Don Bosco. 
Selamat menjalankan tugas pelayanan untuk para pengurus Wilayah Johanes.  Semoga menjadi berkat bagi semua...amin!***

Minggu, 21 April 2019

Perayaan Malam Paskah 2019 Paroki Pati


Perayaan Malam Paskah 2019 (Sabtu, 20 April 2019) umat di Gereja Katolik St. Yusuf Pati dilaksanakan dua kali, yakni pada pukul 17.00 WIB dan 21.00 WIB.  Perayaan ini berlangsung sederhana, tetapi tetap khidmad, aman, dan meriah.  Banyak umat Gereja Katolik St. Yusuf Pati yang terlibat dalam Perayaan ini.

Perayaan Paskah 2019 ini dalam suasana penuh keagungan, kedamaian dan sangat merasuk ke hati dan jiwa umat krn terbawa suasana pengorbanan Yesus serta kebangkitanNya. Pada perayaan ke-2 (pkl 21:00 wib) Romo  Aloysius Kris Winarto (Romo Paroki Gereja Katolik St. Yusuf Pati) dalam homilinya menjelaskan bahwa teori orang2 yg tdk percaya pd kebangkitan Yesus, bisa dipatahkan. Sebagian orang yang tidak percaya dengan Kebangkitan Tuhan meyakini, bahwa hilangnya tubuh (jenazah) Yesus adalah karena dicuri orang.  Keyakinan mereka yang tidak percaya ini bisa dipatahkan dengan beberapa asumsi sbb :
1.     *Bahwa batu penutup makam Yesus sangat berat, dan tidak bisa digeser oleh 1-2 orang.
2.    *  Makam Yesus saat itu dijaga ketat oleh tentara Romawi yang hampir tidak mungkin untuk ditembus penjagaannya.
3.     *Pada zaman itu berlaku hukum, bahwa mereka yang ketahuan mencuri jenazah akan dihukum mati oleh penguasa saat itu, sehingga tidak mungkin ada yang berani mencuri jenazah Yesus.

Karena itu ketidakpercayaan akan misteri Kebangkitan Yesus akan sia-sia belaka, terlebih karena iman kita sdh meyakininya sbg kebenaran.   Kebangkitan Kristus adalah kemenangan kita semua.  Karena itu Romo Kris mengajak seluruh umat di Gereja Katolik St. Yusuf Pati ini untuk bersedia menjawab kemenangan itu dengan kesediaan untuk “terlibat lebih aktif dalam berbagi berkat” bagi sesama.

Keterlibatan Lingkungan Don Bosco

Pada Perayaan Paskah 2019 yang ke-2 kali ini, umat di Lingkungan Johanes Don Bosco Gereja Katolik St. Yusuf Pati ikut terlibat menjadi petugas TATIB dan Kolektan.  Meskipun jumlah umat di lingkungan ini tidak terlalu banyak, tetapi mereka tetap kompak, bersedia ikut berperan menjadi petugas Misa.

Banyaknya jumlah umat yang sudah sepuh (diaspora) menjadi salah satu penyebab terbatasnya jumlah umat yang bisa terlibat aktif menjadi petugas misa.  Tetapi keterbatasan itu tidak menjadi halangan bagi umat Lingkungan Johanes Don Bosco, untuk tetap bersedia melayani Tuhan dalam tugas-tugas yang diberikan pengurus Paroki Gereja Katolik St. Yusuf Pati.

Semoga keterlibatan dalam pelayanan Tuhan (meskipun yg dilakukan sangat sederhana) menjadi berkat bagi semua, dan perayaan-perayaan misa suci di Gereja Katolik St. Yusuf Pati bisa tetap berjalan lancar, khidmad dan aman.*** (FX. Gus S.)

Peringatan Jumat Agung Gereja Santo Yusuf Pati


Peringatan Hari Wafatnya Yesus Kristus 2019 umat gereja Katolik Paroki Pati dilaksanakan pada 19 April 2019 di Gereja Santo Yusuf Pati.  Ratusan umat di Gereja Santo Yusuf Pati mengikuti perayaan ini, termasuk umat di Lingkungan Johanes Don Bosco, Wilayah Johanes.

Upacara yang dikenal juga dengan Hari Jumat Agung ini berlangsung dengan khidmat, dan berjalan lancar.  Peringatan ini dilaksanakan 2 kali, yakni pukul 14.00 WIB dan pukul 17.00 WIB  Beberapa aparat keamanan ikut mengamankan kegiatan di Gereja Santo Yusuf Pati ini, sehingga semua berjalan dengan aman dan khusyuk.  Banyak umat Gereja Santo Yusuf Pati terlibat dalam misa Jumat Agung ini, tak terkecuali beberapa umat di Lingkungan Johanes Don Bosco.  Ada yang membantu menjual buku Panduan Misa Paskah 2019, ada juga yang terlibat menjadi Putera Altar (misdinar).  Sederhana memang, tetapi sangat berarti bagi kelancaran jalannya upacara Jumat Agung, dan bagi seluruh umat di Gereja Santo Yusuf Pati.

Misa Jumat Agung pertama yang berjalan penuh kedamaian ini dipimpin oleh Romo Paroki Gereja Santo Yusuf Pati, yaitu Romo Josef Tjoek Prasetya, MSF. Dalam homilinya, Romo Tjoek mengingatkan umat Gereja Santo Yusuf Pati, bahwa darah Yesus yang ditumpahkan di kayu salib telah menyelamatkan semua umat manusia.  Karena itu kita harus selalu mensyukurinya dengan selalu bersedia berbagi berkat kepada sesama.

Sebagai manusia yang penuh kelemahan, kita bisa memakai moment Wafat Tuhan Yesus di kayu salib ini untuk melakukan introspeksi diri.  Sudahkah kita ambil bagian ikut memanggul salib Tuhan dengan pertobatan, mengubah diri menjadi lebih baik? Kemudian bersediakah kita ikut terlibat secara aktif menyemaikan ajaran cinta kasih Tuhan, dan menjadi berkat bagi sesama?*** (FX. Gus S.)

Penghitungan Kotak APP 2019 Lingkungan Johanes Don Bosco

Lebih dari sebulan melaksanakan puasa dan pantang, salah satu bentuk aksi puasa pembangunan (APP) bagi umat Katolik adalah mengisi kotak APP.  Tak terkecuali umat di Lingkungan Johanes Don Bosco, Wilayah Johanes, gereja Katolik Pati.

Maka setelah dikumpulkan pada hari Jumat Agung, kotak APP dihitung dan segera diserahkan di Paroki.  Mekanismenya, setelah dihitung, seluruh dana APP tersebut dicatat jumlahnya, dan diserahkan per Lingkungan.  Penggunaan dana APP untuk kegiatan yang bersifat sosial diserahkan kepada Paroki. Sebagian diserahkan ke Keuskupan oleh Paroki.

Terkait  dana APP 2019 ini, Lingkungan Johanes Don Bosco gereja Katolik Pati mengumpulkan seluruh kotak APP umat dan menghitungnya pada hari Jumat19 April 2019, setelah upacara Jalan Salib.  Penghitungan dihadiri beberapa wakil umat Lingkungan Johanes Don Bosco gereja Katolik Pati.


Hasil yang didapat dari kotak APP 2019 kali ini, untuk Lingkungan Johanes Don Bosco gereja Katolik Pati adalah sebesar Rp.3.573.600,- (tiga juta lima ratus tujuh puluh tiga ribu enam ratus rupiah).  Total jumlah dana tersebut langsung diserahkan ke Paroki oleh ketua Lingkungan.

Tidak banyak memang, dana yang terkumpul dari Lingkungan Johanes Don Bosco gereja Katolik Pati atas APP ini, apalagi jika dibandingkan dengan Lingkungan-lingkungan lain yang kondisi ekonomi umatnya lebih berada.  Tetapi jika itu dikumpulkan dan disumbangkan oleh umat dengan ketulusan dan menjadi bagian dari niat untuk bermati raga serta berbagi berkat kepada sesama, maka pasti Tuhan menyambutnya dengan sukacita.

Semoga niat baik untuk "semakin tergerak untuk berbagi berkat" pada APP 2019 ini, terus bertumbuh subur dan menjadi gaya hidup seluruh Umat Katolik di dunia ini, khususnya di Lingkungan Johanes Don Bosco gereja Katolik Pati.***

Senin, 15 April 2019

Teladan Santo Johanes Don Bosco


Sebagai Santo pelindung, apakah yang bisa diteladani dari Johanes Don Bosco?  Salah satunya adalah pengalaman pelayanannya yang perlu untuk diikuti dan dijadikan semangat bagi umat di gereja Katolik Pati ini.

Siapakah Johanes Don Bosco, sehingga dia pantas menjadi Santo pelindung lingkungan, pelindung pribadi-pribadi?

Johanes Don Bosco lahir 16 Agustus 1815 dan wafat pada 31 Januari 1888.  Pastur dan pendidik yang akrab dipanggil Don Bosco ini mendirikan kongregasi yg bernama Serikat Salesian, untuk melayani kaum muda yang miskin, terlantar dan rata-rata adalah kaum gelandangan. Kini kongregasi ini tersebar di seluruh dunia dan mengelola berbagai lembaga pendidikan.

Sejak ditahbiskan menjadi imam pada usia 26 tahun, Johanes Don Bosco berkarya di bidang pendidikan kaum muda terlantar di kotanya. Dia memberikan perhatian khusus dan pendampingan bagi anak-anak tidak mampu, kelaparan, berpakaian kumal dan tidak bersemangat.  Anak-anak tersebut dibimbing dengan disiplin, tegas tanpa kekerasan, oleh Johanes Don Bosco.  Oleh karenanya, dia dijuluki sebagai ‘Bapa, Guru dan Sahabat kaum muda’.Salah satu pengikutnya yang terkenal adalah St. Dominic Savio yg meninggal pada usia 14 th dan merupakan orang kudus non martir termuda ketika meninggal (id.m.wikipedia.org).

Jadi pantaslah bila gereja Katolik mengangkatnya sebagai Santo.  Banyak yg kemudian menjadikannya sebagai Santo pelindung, termasuk salah satu lingkungan di gereja Katolik Pati ini, yakni Lingkungan Johanes Don Bosco.  Keteladanan dalam melayani, bahkan kepada orang-orang miskin dan tersingkir inilah yang perlu dijadikan spirit.  Dalam kehidupan komunitas sekecil lingkungan atau keluarga sekalipun – yg merupakan sel dari gereja Katolik Pati – semangat pelayanan perlu dijadikan dasar dalam aktivitas atau gerakan apapun. Semangat melayani bagi warga/anggota lingkungan, maupun bagi sesama lain meskipun tidak se-golongan atau se-iman, perlu terus diwujudnyatakan. Terutama bagi mereka yang membutuhkan perhatian dan pertolongan dari Tuhan.  Dengan demikian, kita semua bisa semakin tergerak, semakin aktif, dalam gerakan "menjadi berkat bagi sesama"***

Minggu, 07 April 2019

Aksi Nyata APP 2019 Lingkungan Johanes Don Bosco

Pertemuan-pertemuan atau renungan Aksi Puasa Pembangunan (APP) selalu menyisakan "niat baik".  Pertanyaannya, apakah niat itu bisa diwujudnyatakan secara konsisten, ataukah kemudian membeku hanya menjadi sekedar niat?  Umat di Lingkungan Johanes Don Bosco Paroki St Yusuf Pati ingin mewujudnyatakan niat tersebut.

Pada pertemuan ke-4 dan ke-5 sarasehan APP 2019, umat di Lingkungan Johanes Don Bosco Paroki St Yusuf Pati memutuskan untuk melakukan aksi nyata APP 2019 yg bertema "semakin tergerak untuk berbagi berkat".

Kalau pada pertemuan ke-4 (Minggu 31 Maret 2019) disepakati, bentuk aksi nyata APP 2019 adalah mengunjungi 3 (tiga) keluarga yang kebetulan sedang membutuhkan perhatian dan semangat (karena sakit dan karena masuk kategori kelompok diaspora), maka pada pertemuan ke-5 (Minggu 07 April 2019) dalam diskusi diputuskan bersama untuk membuat daftar 6 (enam) orang warga lingkungan Johanes Don Bosco Paroki St Yusuf Pati dan 1 (satu) warga non lingkungan untuk diusulkan dalam aksi sosial (dan APP) Paroki St Yusuf Pati. Dengan harapan semoga disetujui oleh tim PSE Paroki St Yusuf Pati dan ditindaklanjuti.

Keputusan atau kesepakatan aksi nyata APP 2019 ini memang tidak lepas dari peta kondisi umat atau keluarga-keluarga di lingkungan Johanes Don Bosco Paroki St Yusuf Pati, dimana cukup banyak diantara mereka yang masuk dalam kategori diaspora dan beberapa diantaranya adalah keluarga yang patut untuk mendapatkan perhatian "lebih". Sehingga aksi nyata untuk "menjadi berkat bagi sesama" lebih diarahkan untuk menjawab kondisi ini.

Diskusi atau sarasehan APP untuk menentukan aksi nyata APP 2019 kali ini memang bukan tanpa kendala.  Salah satu diantaranya adalah karena kriteria keluarga pra sejahtera yang ditetapkan masih menggunakan kriteria tahun 2014.  Sehingga beberapa anggota sempat berdebat, sebenarnya kriteria tersebut sudah kurang relevan untuk diterapkan di tahun 2019 ini.  Namun dengan kesabaran, semangat dan saling pengertian di antara umat peserta diskusi, maka dicapailah kesepakatan yang paling sesuai untuk ditindaklanjuti menjadi aksi nyata APP 2019.

Semoga semangat berbagi berkat bagi sesama (dalam bentuk : perhatian/kunjungan, kasih, materi) bisa semakin diperdalam dan dikembangkan di lingkungan Johanes Don Bosco Paroki St Yusuf Pati, serta umat Katolik pada umumnya.  Sehingga aksi nyata berbagi kasih ini menjadi virus untuk ditularkan kepada semua umat manusia.  Dan "kasih" tidak lagi menjadi tindakan eksklusif, hanya menjadi jargon dan kebutuhan politik.  Tetapi "kasih" bisa menjadi tindakan yang membumi dan diwujudnyatakan...amin!*** (FX. Gus S)