Minggu, 21 April 2019

Perayaan Malam Paskah 2019 Paroki Pati


Perayaan Malam Paskah 2019 (Sabtu, 20 April 2019) umat di Gereja Katolik St. Yusuf Pati dilaksanakan dua kali, yakni pada pukul 17.00 WIB dan 21.00 WIB.  Perayaan ini berlangsung sederhana, tetapi tetap khidmad, aman, dan meriah.  Banyak umat Gereja Katolik St. Yusuf Pati yang terlibat dalam Perayaan ini.

Perayaan Paskah 2019 ini dalam suasana penuh keagungan, kedamaian dan sangat merasuk ke hati dan jiwa umat krn terbawa suasana pengorbanan Yesus serta kebangkitanNya. Pada perayaan ke-2 (pkl 21:00 wib) Romo  Aloysius Kris Winarto (Romo Paroki Gereja Katolik St. Yusuf Pati) dalam homilinya menjelaskan bahwa teori orang2 yg tdk percaya pd kebangkitan Yesus, bisa dipatahkan. Sebagian orang yang tidak percaya dengan Kebangkitan Tuhan meyakini, bahwa hilangnya tubuh (jenazah) Yesus adalah karena dicuri orang.  Keyakinan mereka yang tidak percaya ini bisa dipatahkan dengan beberapa asumsi sbb :
1.     *Bahwa batu penutup makam Yesus sangat berat, dan tidak bisa digeser oleh 1-2 orang.
2.    *  Makam Yesus saat itu dijaga ketat oleh tentara Romawi yang hampir tidak mungkin untuk ditembus penjagaannya.
3.     *Pada zaman itu berlaku hukum, bahwa mereka yang ketahuan mencuri jenazah akan dihukum mati oleh penguasa saat itu, sehingga tidak mungkin ada yang berani mencuri jenazah Yesus.

Karena itu ketidakpercayaan akan misteri Kebangkitan Yesus akan sia-sia belaka, terlebih karena iman kita sdh meyakininya sbg kebenaran.   Kebangkitan Kristus adalah kemenangan kita semua.  Karena itu Romo Kris mengajak seluruh umat di Gereja Katolik St. Yusuf Pati ini untuk bersedia menjawab kemenangan itu dengan kesediaan untuk “terlibat lebih aktif dalam berbagi berkat” bagi sesama.

Keterlibatan Lingkungan Don Bosco

Pada Perayaan Paskah 2019 yang ke-2 kali ini, umat di Lingkungan Johanes Don Bosco Gereja Katolik St. Yusuf Pati ikut terlibat menjadi petugas TATIB dan Kolektan.  Meskipun jumlah umat di lingkungan ini tidak terlalu banyak, tetapi mereka tetap kompak, bersedia ikut berperan menjadi petugas Misa.

Banyaknya jumlah umat yang sudah sepuh (diaspora) menjadi salah satu penyebab terbatasnya jumlah umat yang bisa terlibat aktif menjadi petugas misa.  Tetapi keterbatasan itu tidak menjadi halangan bagi umat Lingkungan Johanes Don Bosco, untuk tetap bersedia melayani Tuhan dalam tugas-tugas yang diberikan pengurus Paroki Gereja Katolik St. Yusuf Pati.

Semoga keterlibatan dalam pelayanan Tuhan (meskipun yg dilakukan sangat sederhana) menjadi berkat bagi semua, dan perayaan-perayaan misa suci di Gereja Katolik St. Yusuf Pati bisa tetap berjalan lancar, khidmad dan aman.*** (FX. Gus S.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar